Disini ku tetap bertahan
Dengan suara yang tertahan
Ku begini karna sudah tak tahan
Menabir dengan hati yang menahan
Bertahan
Dengan senantiasa mengingat Tuhan
Menyatu dengan diri berkeyakinan
Yang telah menjadi pendidikan
Tertahan
Yang telah lelah menyuarakan
Lelah memberikan peringatan
Hingga jemari ini melantun
Tak tahan
Hati ini yang tersisihkan
Begitu mudah membalik kedua tangan
Yang selama ini ditunjukkan
Menahan
Dengan tetap berjalan
Memahami tabir kehidupan
Untuk tetap memberi kebaikan
Semua berawal dari hati wajah akan bersemi cerah bila hati kita tenang, Wajah akan tampak kusut bila hati kita gundah
Minggu, 17 Juli 2011
kekuatan dalam kenangan
Bersama dalam kenangan
Membayangkannya akan seyuman
Menyisirku dalam ketentraman
Dalam kenangan memberi kekuatan
Hadirnya kurasakan
Riang canda tawa bermain
Suka duka dalam pelukkan
Hanya dalam kenangan
Senyum sendu dalam kesendirian
Menggempar sunyi dalam keheningan
Rasa kehadiran dalam bayangan
Menghentak kesunyian dalam kebersamaan
Kenangan tinggal lah kenangan
Kenangan dalam kebahagiaan
Tidak untuk di sirnakan
Nan kan menjadi suatu kekuatan
Membayangkannya akan seyuman
Menyisirku dalam ketentraman
Dalam kenangan memberi kekuatan
Hadirnya kurasakan
Riang canda tawa bermain
Suka duka dalam pelukkan
Hanya dalam kenangan
Senyum sendu dalam kesendirian
Menggempar sunyi dalam keheningan
Rasa kehadiran dalam bayangan
Menghentak kesunyian dalam kebersamaan
Kenangan tinggal lah kenangan
Kenangan dalam kebahagiaan
Tidak untuk di sirnakan
Nan kan menjadi suatu kekuatan
SELAMAT JALAN CINTA
Selamat pagi Cinta….,
Sepeninggalnya malam, Aku terbangun dari mimpi panjang tentang indahnya hidup bersamamu…, dan ku tersadar , Cerita itu hanyalah mimpi.
Dinda ku…,
Bahagia ini menyertai selalu hari-harimu bersamanya, Kau telah kembali menyatu, memadu kasih sayang , merajut rindumu yang sudah lama usang. Menjalin asa yang pernah terputus Oleh waktu.
Aku Gembira melihat kamu dengannya, Bukan karena aku tak mencintaimu, tapi…, karena kau tahu Cinta tidaklah harus memiliki. Cinta kita adalah anugrah dari NYA.
Tak pernah aku pungkiri… ,hadirmu disisi ku waktu itu, tidaklah kebetulan, atau hanya sebuah pelarian Cinta darimu, Kau sangat berarti untuk ku,
Namun…,
Masih ada segumpal hati yang lebih membutuhkanmu, mencintaimu, menyayangimu, dengan segenap jiwa raganya.
Aku mengalah.., Bukan untuk kebahagiaannya,
Aku mundur…, Karena besarnya cinta ku kepadamu.
Aku Tahu…, Sebagian hatimu masih terbagi
Aku tak mau.., Keraguan itu membunuh cintamu.
Dinda sayang…,
Peluk cintamu ,masih membekas di segenap sendi-sendi disekujur tubuhku. Itu tidaklah jadi pengganggu kehidupanku. bahkan itu merupakan hadiah yang sangat berharga darimu. karena Aku tahu Cintamu padaku tidaklah semu, dan tidak sebatas ucap dibibir manis mu itu.
Dinda sayang..,
Berbahagialah bersamanya, Temani dirinya mengarungi kehidupan ini, aku Ikhlas melepasmu, Bukan karena aku Tidak mencintai namun.., karena besarnya cinta ini padamu
Read more: http://www.gudangpuisi.com/2011/07/puisi-perpisahan.html#ixzz1SM9p5OmK
Sepeninggalnya malam, Aku terbangun dari mimpi panjang tentang indahnya hidup bersamamu…, dan ku tersadar , Cerita itu hanyalah mimpi.
Dinda ku…,
Bahagia ini menyertai selalu hari-harimu bersamanya, Kau telah kembali menyatu, memadu kasih sayang , merajut rindumu yang sudah lama usang. Menjalin asa yang pernah terputus Oleh waktu.
Aku Gembira melihat kamu dengannya, Bukan karena aku tak mencintaimu, tapi…, karena kau tahu Cinta tidaklah harus memiliki. Cinta kita adalah anugrah dari NYA.
Tak pernah aku pungkiri… ,hadirmu disisi ku waktu itu, tidaklah kebetulan, atau hanya sebuah pelarian Cinta darimu, Kau sangat berarti untuk ku,
Namun…,
Masih ada segumpal hati yang lebih membutuhkanmu, mencintaimu, menyayangimu, dengan segenap jiwa raganya.
Aku mengalah.., Bukan untuk kebahagiaannya,
Aku mundur…, Karena besarnya cinta ku kepadamu.
Aku Tahu…, Sebagian hatimu masih terbagi
Aku tak mau.., Keraguan itu membunuh cintamu.
Dinda sayang…,
Peluk cintamu ,masih membekas di segenap sendi-sendi disekujur tubuhku. Itu tidaklah jadi pengganggu kehidupanku. bahkan itu merupakan hadiah yang sangat berharga darimu. karena Aku tahu Cintamu padaku tidaklah semu, dan tidak sebatas ucap dibibir manis mu itu.
Dinda sayang..,
Berbahagialah bersamanya, Temani dirinya mengarungi kehidupan ini, aku Ikhlas melepasmu, Bukan karena aku Tidak mencintai namun.., karena besarnya cinta ini padamu
Read more: http://www.gudangpuisi.com/2011/07/puisi-perpisahan.html#ixzz1SM9p5OmK
Puisi Kekasih Sempurna
Setiap malam ku tatap bulan
saat menatap bulan teringat dirimu..
Saat ku bayangkan wajahmu
teringat senyummu..
Betapa cantiknya dirimu saat terpantul cahaya
ngelihatkan cantik sucimu..
Diri ini terasa bahagia
saat kau balas senyumanku..
Hati ini berdetub kencang
saat kau mendekat dengan senyum manismu..
Bibir ini tak bisa mengucapkan kata
hanya berdiam saja..
saat menatap bulan teringat dirimu..
Saat ku bayangkan wajahmu
teringat senyummu..
Betapa cantiknya dirimu saat terpantul cahaya
ngelihatkan cantik sucimu..
Diri ini terasa bahagia
saat kau balas senyumanku..
Hati ini berdetub kencang
saat kau mendekat dengan senyum manismu..
Bibir ini tak bisa mengucapkan kata
hanya berdiam saja..
Puisi Agama
Puisi Agama
Mari sobat kita berjabat tangan
Walaupun ajaran kita berlainan
Tak perlu saling mengunggulkan
Berlombalah membuat kebajikan
Kebenaran haruslah kita tuju
Kebathilan dijauhkan
Tak perlu bermusuhan
Siapa tahu di surga k’lak kita bertemu
Mengapa masih saling memaki
Mengapa ada saja yang dipertentangkan
Mengapa harus memaksakan
Bahkan saling membunuhi
Andaikan saja segenap anak bangsa
Saling menghormati, menghargai dan sadar diri
Semua kita adalah bersaudara
Ibu pertiwi kan tersenyum bahagia
Tiada lagi duka dan air mata
Pun buruk sangka dan praduga
Ku ingin tersadar dari lamunan
Dan berkata ini bukan hanya impian
sumber :
http://www.kadnet.info
Mari sobat kita berjabat tangan
Walaupun ajaran kita berlainan
Tak perlu saling mengunggulkan
Berlombalah membuat kebajikan
Kebenaran haruslah kita tuju
Kebathilan dijauhkan
Tak perlu bermusuhan
Siapa tahu di surga k’lak kita bertemu
Mengapa masih saling memaki
Mengapa ada saja yang dipertentangkan
Mengapa harus memaksakan
Bahkan saling membunuhi
Andaikan saja segenap anak bangsa
Saling menghormati, menghargai dan sadar diri
Semua kita adalah bersaudara
Ibu pertiwi kan tersenyum bahagia
Tiada lagi duka dan air mata
Pun buruk sangka dan praduga
Ku ingin tersadar dari lamunan
Dan berkata ini bukan hanya impian
sumber :
http://www.kadnet.info
Langganan:
Postingan (Atom)